Senin, 27 Juni 2011

Penting

www.KOMPAS.com
www.lintangatmojo.blogspot.com
www.okezone.com
www.detik.com

Naskah Drama


 

 

ARWAH-ARWAH

Karya W.B. Yeats

Terjemahan Suyatna Anirun


Para Pelaku :
Pemuda
Orang tua
Wanita
Laki-laki








RERUNTUHAN RUMAH, SEBATANG POHON TAK BERDAUN
1)   PEMUDA   Setengah pintu, pintu tengah
                            Kesana kemari siang dan malam
                            Memikul beban, ke bukit dan ke lembah
                            Mendengar kau bicara saja.
2)   ORANG TUA Perhatikan rumah itu. Kuingat kisah dan leluconnya. Kuingat apa yang dikatakan si pelayan kepada si penjaga mabuk pada pertengahan Oktober, tapi aku tak bisa. Dimana kisah dan lelucon sebuah rumah kalau ambang pintunya dipakai memperbaiki kandang babi?
3)   PEMUDA Kau pernah kenal jalan ini?
4)   ORANG TUA Bulan bersinar di atas jalan, bayangkan awan jatuh di atas atap rumah. Itulah lambang. Lihatlah pohon itu! Seperti apa rupanya?
5)   PEMUDA Orang tua lupa ingatan!
6)   ORANG TUA: Aku melihatnya tahun yang lalu botak seperti sekarang. Maka kupilih kerja yang paling baik. Aku melihatnya lima puluh tahun yang lalu sebelum petir membelahnya. Daun-daun hijau, daun-daun tua, daun-daun segemuk mentega, hidup gemuk dan berlemak. Berdiri di situ dan lihatlah! Karena ada orang di rumah itu.
7)   PEMUDA Tak seorangpun di sini.
8)   ORANG TUA Ada orang di situ!
9)   PEMUDA Lantai sudah hilang, jendela hilang dan dimana seharusnya ada atap, hanya langit yang membentang. Dan di sini pun pecahan kulit telur jatuh dari sarang burung gagak.
10) ORANG TUA Tapi ada beberapa yang tidak peduli pada apa yang hilang atau pada apa yang ada. Arwah-arwah dari alam barzah yang kembali ke rumah dan tempat yang mereka kenal.
11) PEMUDA Kau sedang melantur lagi!
12) ORANG TUA Untuk merasakan lagi dosa-dosa mereka. Tidak sekali tapi berulang-ulang. Akhirnya mereka tahu akibat dari dosa-dosa itu. Atas orang lain ataupun atas dirinya sendiri. Atas orang lain, orang lain bisa menolong. Tapi kalau atas dirinya sendiri tak ada pertolongan kecuali atas diri sendiri dan pada belas kasihan Tuhan.
13) PEMUDA Cukup sudah! Bicaralah pada burung-burung kalau kau harus bicara juga!
14) ORANG TUA Berhenti! Duduk di situ! Itulah rumah dimana aku dilahirkan.
15) PEMUDA Rumah tua yang terbakar itu?
16) ORANG TUA Ibuku atau nenekmu memiliki tanah di daerah ini. Kandang-kandang anjing dan kuda. Ia punya kuda di ladang ternak dan disana bertemu dengan ayahku, budak di kandang kuda. Saling pandang, lalu mereka kawin. Tapi kemudian ibuku tak mau mengenalnya lagi.
17) PEMUDA Apa yang benar dan apa yang salah? Kakekku mendapatkan gadisnya beserta uangnya.
18) ORANG TUA Ayahku memboroskan semua milik ibuku. Ibuku tak pernah tahu yang terjelek karena ia meninggal waktu melahirkan aku. Tapi sekarang ia tahu semuanya karena ia telah mati. Orang-orang besar hidup dan mati di rumah ini. Patih-patih, Demang-demang dan Hakim-hakim, Ponggawa-ponggawa dan perwira yang dulu bertempur di semenanjung dan muara. Mereka yang telah pergi dengan tugas pemerintah pulang untuk mati atau datang dari seberang tiap awal musim kemarau untuk meninjau bunga-bunga di bulam Mei dalam taman. Mereka mencintai pohon-pohon yang ditebang ayahku untuk membayar kekalahan di meja judi atau dengan kuda, minuman atau perempuan. Mereka mencintai semua lorong yang ada di rumah ini. Membinasakan rumah dimana orang-orang besar menjadi dewasa, kawin dan meninggal. Kunyatakan disini, telah berlangsung suatu kejahatan yang laknat!
19) PEMUDA Wah, tapi kau beruntung. Pakaian mewah, mungkin kuda gagah untuk ditunggangi.

20) ORANG TUA  Supaya aku tidak lebih unggul darinya, ayahku tidak pernah mengirim aku ke sekolah. Tapi masih ada orang yang cinta karena aku juga anak ibuku. Istri penjaga mengajar aku membaca, Pak Padri mengajar aku bahasa. Banyak buku-buku berharga dengan jilidan mewah abad lalu. Buku-buku modern dan kuno. Beribu-ribu buku.
21) PEMUDA Dan aku kau beri pendidikan apa?
22) ORANG TUA Kuberi kau pendidikan yang patut bagi anak haram yang gampang. Ketika aku berumur enam belas tahun, ayahku membakar rumah-rumah itu dalam mabuknya.
23) PEMUDA Itu usiaku enam belas tahun.
24) ORANG TUA Dan seluruhnya terbakar habis. Buku-buku, perpustakaan dan segalanya.
25) PEMUDA Apa benar juga yang kudengar sepanjang jalan bahwa kau membunuh ayahmu di rumah yang terbakar itu.
26) ORANG TUA Tak ada seorangpun disini kecuali kita?
27) PEMUDA Tak seorangpun ayah.
28) ORANG TUA Kutikam dia dengan pisau. Pisau yang sehari-hari biasa kita pakai. Setelah itu kutinggalkan dia di tengah api yang sedang berkobar. Mereka menemukan mayatnya. Seseorang menemukan bekas pisau tapi tak berani memastikan karena mayat itu hangus bagai arang. Beberapa teman pemabuknya bersumpah untuk menghadapkan aku ke pengadilan, mendalihkan ancaman yang pernah dilontarkan. Penjaga memberikan pakaian tua, aku melarikan diri, bekerja dimana-mana, hingga aku menjadi penjual dari jalan ke jalan. Bukan pekerjaan baik, tapi cukup baik. Karena aku anak ayahku. Karena apa yang dia lakukan bisa aku lakukan. Dengar! Dengarlah! Derap kuda! Dengar!
29) PEMUDA Aku tidak mendengar apa-apa.
30) ORANG TUA Jalan terus! Jalan terus! Malam ini adalah peringatan malam perkawinan ibuku atau malam aku dikandung, ayahku naik kuda dari tempat minum. Sebotol arak di tanganya.

         DI JENDELA MUNCUL WANITA MUDA
31) ORANG TUA Lihat di jendela! Ibuku berdiri di situ, mendengar. Pelayan-pelayan sudah tidur. Ibuku sendirian. Ayahku pulang jauh ditengah malam karena ia berjudi dan mabuk-mabukan di kedai minum.
32) PEMUDA Tak ada apa-apa kecuali lubang kosong pada tembok. Kau dusta. Tidak, kau gila! Kau makin gila tiap hari!
33) ORANG TUA Suara itu makin keras karena ia melewati jalan berkerikil yang kini ditutupi rumput. Suara derap berhenti. Ia pergi ke belakang rumah, mengandangkan kudanya. Ibuku turun membuka pintu, malam ini ia tak lebih sopan dari suaminya yang terhuyung karena mabuk. Ibuku tergila-gila padanya. Mareka naik tangga. Ibuku membawanya ke tempat tidur. Itulah kamar perkawinan mereka dan itulah ranjang perkawinan mereka. Jendela sudah setengah gelap kembali. Jangan biarkan dia menjamahku! Tidak benar bahwa suami mabuk tak bisa membuahi dan kalau ia mulai berhasil, kau harus mengambil benih pembunuhnya. Tuli! Tuli! Keduanya tuli! Bahkan jika kulempar kayu atau batu mereka tak mendengar. Itulah bukti pikiranku sudah sakit. Tapi ada satu soal, ibuku harus mengalami sekali lagi semua bahkan segalanya. Didorong oleh rasa sesal. Tapi bisakah ia berkelamin lagi dan tak menemukan kepuasan didalamnya. Bila ketidakpuasan harus bersama-sama, mana yang lebih kuat! Aku tanpa didikan. Pergilah! Panggil pertulian! Ia dan aku akan menguraikan segalanya sementara kedua orang itu berbaring di ranjang, membuahi dan mengandung aku.

         PEMUDA MENGADUK-ADUK KANTONG LALU MEMBAWANYA
34) ORANG TUA Kembali! Kembali! Kau kira kau bisa melarikan diri dengan bungkusan uangku di tanganmu? Dikiranya sementara aku bicara tak melihat kau mengaduk-aduk buntalan itu?
35) PEMUDA Kau tak pernah memberiku bagian.
36) ORANG TUA Jika kuberikan, anak muda seperti kau akan menghabiskannya pada minuman.
37) PEMUDA Kalau aku menghendakinya? Aku berhak menggunakan uangku semaunya.
38) ORANG TUA Berikan bungkusan itu dan tutup mulutmu!
39) PEMUDA Tidak mau!
40) ORANG TUA Akan kuhancurkan jari-jarimu.

         MEREKA MEMPEREBUTKAN KANTUNG. DALAM PERKELAHIAN KANTUNG ITU LEPAS DAN UANGNYA BERHAMBURAN. ORANG TUA ITU TERHUYUNG TAPI TIDAK JATUH. MEREKA BERDIRI SAMBIL MEMANDANG JENDELA. TAMPAK TERANG. TAMPAK SEORANG LELAKI SEDANG MENGISI GELASNYA DENMGAN WHISKEY.
41) PEMUDA Bagaimana kalau kau kubunuh? Kau membunuh kakekku karena kau muda dan ia tua. Sekarang aku yang muda dan kau yang tua.
42) ORANG TUA  (MELIHAT KE JENDELA) Kini lebih jelas. Enambelas tahun itu.
43) PEMUDA  Apa yang kau ocehkan?

Senin, 30 Mei 2011

Kerukunan Beragama


Wajah Kerukunan Beragama di Indonesia
(Seharusnya, seperti apa?)
Oleh : M. Lubis Cadiawan

Berkehidupan rukun dan damai merupakan harapan bagi semua umat manusia di muka bumi ini, khususnya masyarakat Indonesia. Merasa nyaman berada di manapun, dan bersama siapa saja adalah satu hal yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Disadari apa tidak, kita berkehidupan dalam berkebangsaan yang sangat kompleks. Indonesia memiliki bermacam-macam suku, tradisi, adat, bahasa, dan adanya berbagai-macam agama.

Sebelum kita, jauh membicarakan tentang bagaimana hidup damai di antara penganut berbagai agama di Indonesia, sebaiknya perlu kita ketahui lebih dulu ‘perbedaan dan pertentangan yang bagaimanakah yang terdapat di agama-agama itu sendiri?’

Pertanyaan ini sangat berguna untuk dijadikan bahan pokok, yang selanjutnya menjadi kebijakan pemerintah untuk menghadapi pembangunan dan perkembangan agama-agama yang ada di Indonesia. Selain itu, bisa dimanfaatkan oleh seluruh umat beragama yang ada di Indonesia untuk dijadikan sebuah landasan riil menghadapi perkembangan kehidupan ke depan. Kehidupan di Indonesia yang selalu berbenturan dengan berbagai macam perbedaan yang ada.

Kita perlu terlebih dahulu mengetahui kerukunan tingkat apa saja yang mungkin bisa dicapai di antara umat beragama di Indonesia ini. Mungkinkah dicapai kerukunan tingkat tertinggi, semacam sebuah Unity of Religion?. Kalau bentuk pertentangannya, misalnya berupa perbedaan yang Sub Alternation, menurut logika formil masih mungkin untuk dikompromikan. Tetapi kalau pertentangannya merupakan pertentangan yang Contradiction atau Contrary, maka kompromi dalam bentuk apapun akan sulit dan pasti tidak mungkin terlaksana.

Bentuk pertentangan yang Contrary, bisa kita lihat berupa pertentangan ajaran keagamaan, misalnya mengenai figur seorang Isa antara ajaran yang ada di Islam dan Kristen. Semua umat Kristen mempercayai dan sangat mengimani bahwa figur Isa sebagai TUHAN, tetapi lain bahasanya kalau kita melihat dari sisi Islam. Semua umat Islam tidak mungkin mempercayai bahwa figur Isa sebagai Tuhan, melainkan sebagai Nabi utusan Allah, Tuhan mereka.

Demikian juga mengenai figur Muhammad, terdapat sebuah pertentang yang Contrary , kurang lebih sebagai berikut. Semua umat Islam mempercayai dan mengimani bahwa figur Muhammad adalah Nabi utusan Tuhannya untuk memberikan jalan terbaik umatnya, yaitu Islam. Lain halnya kalau kita bicara di seputar agama Kristen. Semua umat Kristen pastinya tidak mempercayai bahwa Muhammad sebagai seorang Nabi.

Pertentangan Contradiction juga terjadi antara Islam dan Hindu. Sedangkan antara Syi’ah dan Sunni, atau Katolik dengan Protestan, merupakan hanyalah pertentangan sub alternation saja. Di Indonesia sendiri yang masih menjadi sebuah perbincangan dan menyita perhatian adalah adanya semacam singgung-menyinggung antara penganut Islam dan Kristen. Biasanya untuk mengatasinya kadang-kadang dikembalikan ke jalan-jalan kerukunan yang munafik, cara-cara hipokrit yang suatu saat akan menjadi bom waktu dan meledak yang mengakibatkan clash lebih parah.
Kerukunan yang harus kita lakukan adalah kerukunan yang ihlas, sesuai dengan keyakinan masing-masing, tidak boleh menyudutkan satu pihak untuk menenggang pihak yang lainnya walaupun hal itu sudah diketahui kalau memang bertentangan dengan imannya. Kalau kita memang bersedia hidup di dalam berbagai macam perbedaan yang kompleks, maka kita juga harus bisa menghargai dan memberikan rasa ihlas yang dalam untuk bisa berkehidupan dengan nyaman dan damai.

Masing-masing pihak yang berkehidupan dan berkangsaan di Indonesia harus bisa menyadari bahwa ajaran agama, khususnya tentang iman dan ketuhanan adalah sangat berbeda dan tidak mungkin untuk dikompromikan. Keimanan dan Ketuhanan masing-masing agama pastinya sangat berbeda. Dalam hal ini sangat tidak mungkin lagi untuk dilakukan usaha ke arah Pantheonisme, penyembahan kepada semua Tuhan yang berbeda kepercayaan.

Masing-masing pihak mengakui tentang hak dan kewajiban para pimpinan agama lain untuk mengajarkan agamanya bagi penganutnya sendiri. Walaupun agama itu seakan-akan mencela agama yang kita anut, dikarenakan perbedaan yang Contrary tersebut. Misalnya, seorang pendeta Kristen yang sedang berkhotbah di depan umatnya dan mengatakan bahwa Muhammad adalah contoh Nabi palsu, karena hal ini memang terdapat dalam kitab mereka. Maka kita sebagai umat Islam, tidak boleh tersinggung dan mengadukan hal ini sebagai penghinaan terhadap ajaran Islam. Demikian juga halnya, jika seorang ustad yang sedang mengajar di depan umat Islam, mengatakan bahwa siapa saja yang mempertuhankan Isa adalah musyrik. Maka tidak boleh seorang pun umat Kristen tersinggung dan mengadukan hal itu sebagai pelecehan terhadap agama Kristen.

Masing-masing pihak hendaknya bisa menenggang pihak agama lain. Sekali lagi, kita berkehidupan dan berkebangsaan Indonesia yang memiliki berbagai macam adat dan kebiasaan. Maka sebagai umat beragama yang iman, kita harus bisa menghargai juga kepentingan orang-orang beragama lain. Misalnya, umat Islam janganlah berdzikir menggunakan pengeras suara pada tengah malam atau dini hari. Orang yang sekeyakinan saja ada yang merasa terganggu, apalagi kalau di sekitar kita tidak hanya umat yang sekeyakinan dengan kita.

Masing-masing pihak mengakui bahwa pihak lain dituntut oleh agamanya untuk menyiarkan pada pihak yang lainnya. Tetapi hendaknya setiap pihak melakukan penyiarannya jangan sampai melanggar adat kebiasaan setempat, apalagi menggunakan motif kelemahan pada sisi ekonomi suatu masyarakat. Janganlah mempengarui orang-orang dhuafa’ dan anak-anak yang memang masih kurang perhatiannya dalam soal agama.

Inilah sedikit yang biasanya kita lupakan, sehingga seperti yang kita telah ketahui bersama, dengan sedikit pemicu saja sudah bisa terjadi sebuah pergolakan yang didasari agama. Semoga bisa bermanfaat.



M. Lubis Cadiawan,S.S.
Artikel ini telah dimuat di majalah MISI
Staf pengajar SMA Nurul Jadid

Contoh pembawa acara


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua..

Sabtu, 21 Mei 2011 bertempat di halaman SMA Negeri 1 Besuki Kabupaten Situbondo, WISUDA dan KHATMIL QURAN SISWA-SISWI KELAS XII SMA Negeri 1 Besuki.

Yang terhormat, Bupati Situbondo.
Yang terhormat, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo beserta rombongan.
Yang terhormat, Segenap pimpinan MUSPIKA Besuki.
Yang terhormat, Kepala SMA Negeri 1 Besuki
Yang terhormat, Segenap guru dan karyawan SMA Negeri 1 Besuki
Yang terhormat, Segenap undangan dan para wisudawan serta siswa-siswi SMA Negeri 1 Besuki yang berbahagia.

Manusia diberi kelebihan oleh Tuhan berupa akal dan perasaan, yang menjadi pembeda dengan mahluk lainnya.
Sangatlah merugi apabila kita tidak bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya...
Jadi tiada kata lain, selain kita mengucap syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT.

Muhammad SAW, diutus Allah ke muka bumi ini untuk memberikan sebuah pencerahan bagi kita semua berupa Addinul islam, agama islam.
Jadi, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Agung, Muhammad SAW…

Hadirin... Para undangan yang berbahagia...

SMA Negeri 1 Besuki, tiga tahun yang lalu memulai langkahnya untuk membuka dan mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dengan segenap pengorbanan dan rasa tanggungjawab yang begitu besar, melaksanakan sebuah program pemerintah dalam dunia pendidikan guna mencerdaskan penerus bangsa.
Di hari yang penuh berkah dan ridlo-Nya ini, kali pertama mampu meluluskan 100% siswa-siswinya yang menempati urutan terbaik keempat se-Kabupaten Situbondo dan diharapkan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sesuai dengan cita-cita yang mereka impikan.

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Susunan acara, WISUDA dan KHATMIL QURAN SISWA-SISWI KELAS XII SMA Negeri 1 Besuki, sebagai berikut,
Pembukaan dirangkai dengan lantunan ayat-ayat suci kalam ilahi...
Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta..
Acara keempat, sambutan oleh kepala SMA Negeri 1 Besuki, dilanjutkan dengan pembacaan SK Wisudawan oleh Wakil Kepala Bagian Kurikulum.
Acara keenam, Prosesi Wisuda.
Dirangkai dengan acara berikutnya, pemberian penghargaan wisudawan terbaik dan dilanjutkan dengan Penyerahan siswa-siswi dari sekolah kepada pihak Komite.
Pembacaan Janji alumni menempati acara yang kedelapan.
Selanjutnya dirangkai dengan penyampaian pesan dan kesan oleh siswa kelas XII.
Acara yang kesembilan, sambutan Bupati Situbondo...
Diakhiri dengan acara Penutup dan doa...

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Marilah sejenak menata hati untuk mendengar dan merenungkan lantunan kalam ilahi..., dalam hal ini akan dibacakan oleh Ustad Ahmad Baidhawi. Kepada beliau disilakan...
.........
Shodaqollahul’adhim... maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Menyanyikan Lagu kebangsaan Indonesia raya... Hadirin... Para undangan serta wisudawan, dimohon untuk berdiri..
........
Hadirin... Para undangan serta wisudawan disilakan duduk kembali.

Memasuki acara yang keempat, sambutan Kepala SMA Negeri 1 Besuki. Kepada yang terhormat bapak Sugeng Alifatah, S.Pd. disilakan....
.....
Disampaikan terimakasih kepada yang terhormat bapak Sugeng Alifatah, S.Pd....

Pembacaan SK wisudawan oleh WAKA bagian Kurikulum. Kepada yang terhormat bapak Haji Mohamad Fauzan, S.Pd., M.Si. disilakan...
.......
Disampaikan terimakasih kepada yang terhormat bapak Haji Mohamad Fauzan, S.Pd., M.Si.

Acara berikutnya, prosesi wisuda....
Kepada para petugas, dimohon menyiapkan diri...

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Pemberian Penghargaan bagi wisudawan terbaik SMA Negeri 1 BESUKI.
Terbaik III, diraih ........
Terbaik II, diraih ........
Terbaik I, diraih ........

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Memasuki acara yang ke delapan, Pembacaan janji alumni. Yang akan disampaikan oleh Nanda Nur Hasan Pradana Dirja dan Nanda Riya Anugerah Widia Wati. Kepadanya disilakan...
.........
Disampaikan terimakasih kepada yang telah bertugas.

Acara berikutnya, pesan dan kesan dari siswa kelas XII. Kepada Syaiful Islam disilakan..
......
Disampaikan terimakasih kepada yang telah bertugas.

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...

Menempati acara berikutnya, sambutan BUPATI SITUBONDO, kepada yang terhormat bapak Dadang Wigiarto, S.H disilakan....
......
Disampaikan ribuan terimakasih kepada bapak Dadang Wigiarto, S.H selaku Bupati Situbondo.

Hadirin... Para undangan serta wisudawan yang berbahagia...
Mengakhiri rangkaian acara WISUDA dan KHATMIL QURAN SISWA-SISWI KELAS XII SMA Negeri 1 Besuki, penutup dan doa. Kepada ustad....... disilakan

Setelah tiga mentari kalian lewati dengan senyuman, tawa bahkan tangis yang mengiringi. Terbang dengan sayap-sayapmu yang bernyanyi di kampus-kampus suci. Doa dan harap yang tulus dalam hati akan selalu menyertai. Pergi, pergilah kalian dengan iringan nyanyi doa-doa kabul ilahi..

Dan kami petugas juru acara, mohon maaf atas segala khilaf dan menyampaikan banyak terimakasih atas segenap perhatian.

Selamat siang dan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....


Rabu, 25 Mei 2011

Belajar Youuuk...


Menulislah Berita, Mulai dengan Unsur ‘Who’

“Bertempat di  Hotel A Jakarta, Senin 12 Januari  2009, dilaksanakan BUSSINES MEETING  PT Romel Jayaperkasa yang bertajuk “Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Industri di Indonesia” yang dihadiri oleh Dirut, Kepala Dishub, Kepala Bank X, Ketua Gapensi, Ketua Asosiasi Kawasan Berikat, Dinas Perindag, Dir. PTPNI, Ketua Wilayah Karantina, Perwakilan dari instansi pemerintah dan BUMN, dan para undangan sebanyak 75 orang terdiri atas para pengusaha ekportir-importir Indonesia.”

Saya yakin, Anda butuh pemikiran ekstra untuk memahami kalimat tersebut. Itulah tipikal karya jurnalistik wartawan pemula. Mereka sering mengawali lead berita dengan unsur tempat atau waktu.  Jelas, mereka tidak belajar dengan baik di bangku kuliah atau di tempat diklat jurnalistik. Mereka juga tidak belajar dari berita-berita yang ada di koran-koran hasil tulisan para wartawan senior.

Tipikal lainnya adalah memulai berita dengan unsur waktu (WHEN). Misalnya:

”Pada hari Minggu tanggal 15 Januari 2009 diadakan acara pelantikan pengurus baru forum KADS (Kesatuan Aksi Diri Sendiri) oleh Ketua Pembina Yayasan KADS Romel Sukabalabala Banget di Hotel A Bandung…

Sebaiknya:
Ketua Pembina Yayasan Kesatuan Aksi Diri Sendiri (KADS) Romel Sukabalabala Banget melantik pengurus baru forum KADS di Hotel A Bandung, Minggu (15/1).
Ketua Pembina Yayasan Kesatuan Aksi Diri Sendiri (KADS) Romel Sukabalabala Banget, Minggu (15/1), melantik pengurus baru forum KADS di Hotel A Bandung.

Simaklah koran Anda hari ini, adakah berita yang diawali dengan unsur waktu atau tempat? Misalnya, “bertempat di ….” atau “pada hari …. tanggal…”?. Salah satu cara untuk mampu menulis berita dengan baik, adalah harus mempelajari struktur berita yang hadir setiap hari di koran-koran. Perhatikan bagaimana struktur kata atau kalimat pada judul, lead, dan tiap awal paragraf.

Perhatikan pula, apakah ada opini wartawan dalam berita itu? Tentu saja tidak karena para wartawan profesional memahami betul larangan pencampuradukan antara fakta dan opini, juga wartawan juga harus paham betul konsekuensinya jika larangan itu dilanggar.

Cara mudah (rumus jitu) menulis berita, utamanya pada bagian awal atau teras berita (lead). Rumus jitu itu berbasis unsur 5W+1H (What = apa yang terjadi, Who = siapa yang terlibat dalam peristiwa itu, When = kapan kejadiannya, Why = kenapa itu terjadi, Where = di mana, dan How = bagaimana proses kejadiannya), yakni formula “Who does what, when, where, why, and how” (Siapa melakukan apa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana).

Contohnya, mari kita edit atau susun ulang berita di atas, disesuaikan dengan formula  5W+1H. Hasilnya seperti ini:
PT Romel Jayaperkasa melaksanakan Business Meeting (Pertemuan Bisnis) di Hotel A Jakarta, Senin (12/1). Acara bertajuk “Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Industri di Indonesia” itu dihadiri oleh Dirut, Kepala Dishub, Kepala Bank X, Ketua Gapensi, Ketua Asosiasi Kawasan Berikat, Dinas Perindag, Dir. PTPNI, Ketua Wilayah Karantina, serta perwakilan instansi pemerintah dan BUMN. Tuurt hadir 75 tamu undangan terdiri atas para pengusaha ekspor-import Indonesia.

Uraian unsur 5W+1H:
 WHO = PT Romel Jayaperkasa
 WHAT = melaksanakan Business Meeting (pertemuan bisnis)
 WHERE= di Hotel A Jakarta
 WHEN = Senin (12/1)
 WHY = (tujuan acara, mengapa acara itu digelar, belum dimasukan)
 HOW = Acara bertajuk “Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Industri di Indonesia” itu dihadiri .. dst.

Jadi, sebagai standar penulisan berita, mulailah dengan unsur WHO: WHO DOES WHAT, Siapa Melakukan Apa. Untuk berita opini (opinion news), gunakan formula WHO SAYS WHAT, Siapa Mengatakan Apa. Tidak ada larangan memulainya dengan unsur lain, apalagi jika menggunakan gaya penulisan “jurnalisme sastra” atau “jurnalisme baru”, juga penulisan jenis berita selain berita (straight news). Tapi lazimnya, atau sebagai standar penulisan bagi pemula, berita (straight news) dimulai dengan unsur WHO sesuai dengan kaidah tata bahasa SPOK (Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan).



Tips Singkat Menulis Features

Menulis features seperti halnya menulis karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, sangat berbeda dengan berita (straight news) di surat kabar. Features cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas penulis terhadap peristiwa, situasi, dsb.
Dalam bukunya Features Writing for Newspaper (1975), DR Williamson berujar, features ialah tulisan kreatif yang terutama dirancang guna memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian situasi, atau aspek kehidupan seseorang. Dengan demikian, features bisa dianggap tulisan yang lebih ringan dibandingkan dengan berita atau artikel opini.

Ciri khas features terletak pada empat poin:
• Kreativitas (dalam hal menciptakannya),
• Informatif (dalam hal isinya),
• Menghibur (dalam hal gaya penulisannya), dan
• Boleh subjektif (dalam hal cara penuturannya).

Features yang ditulis di surat kabar sangat beragam. Paling sedikit, ada tiga macam features, yakni (1) features berita (news features), (2) feature ilmu pengetahuan (science feature), dan (3) features minat manusia (human interest features).

Pertama, features berita biasanya muncul bersamaan dengan terjadinya suatu peristiwa. Dalam hal ini, news features lebih membicarakan kejadian dari peristiwa tersebut dengan disertai proses timbulnya kejadian itu.

Kedua, features ilmu pengetahuan biasanya dikemukakan dengan cukup berbobot. Ciri tulisan ini ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan. Features jenis ini juga bisa kita baca di beberapa koran dan majalah, seperti Kompas, Tiara, Trubus, Intisari, Info Komputer, dsb.

Ketiga, features minat manusia yakni jenis features yang lebih banyak menuturkan situasi yang menimpa orang, dengan cara penyajian tulisan yang menyentuh hati dan menyentil perasaan.

Mengingat features itu pada dasarnya lebih mengandalkan pada tuturan kejadian, situasi, peristiwa, atau proses terjadinya suatu peristiwa, maka dalam menyajikan tulisan, features harus jelas dan juga logis (masuk akal). Selain itu, features janganlah bersifat menggurui dan sejenisnya. Diharapkan, penulisan features akan lebih menarik jika dibiarkan bercerita sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Menulis features pada intinya seperti menulis berita di surat kabar (hard news). Artinya, ia harus mengandung enam unsur berita, yakni (1) What, (2) Who, (3) When, (4) Where, (5) Why, dan (6) How. Rumusan ini biasa disingkat menjadi “5W 1H”.
Seorang wartawan/penulis yang baik, setidaknya harus melakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menemukan peristiwa dan jalan cerita,
2.
Cek, ricek, dan triple cek jalan cerita,
3. Memastikan sudut pandang berita (point of view),
4. Menentukan lead atau intro/bagian pembuka, dan
5. Menulis berita

Langkah-langkah Menulis Berita
Setelah menentukan LEAD, kita perlu menginterventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan, yaitu JALAN CERITA dari PERISTIWA yang hendak Anda laporkan. Hasil investarisasi inilah yang perlu dibongkar pasang sampai terasa pas dengan JALAN CERITA yang ditemukan, nantinya akan jadi sub judul dari sebuah berita.

Setelah merumuskan LEAD, mulailah kita menata BADAN BERITA. Satu hal yang perlu diingat ialah tempatkanlah hasil inventarisasi yang kurang penting di bagian belakang berita. Semakin kurang penting unsur inventarisasi, semakin ke belakang tempatnya dalam berita. Inilah yang disebut dikenal dengan cara PIRAMIDA TERBALIK.

Singkatnya, ada resep yang bisa Anda gunakan sebagai alternatif memudahkan menulis :
Tulislah berita seperti layaknya Anda mengisahkannya secara lisan. Bila pikiran mulai agak kacau ketika menulis, pilah-pilah lead Anda yang rumit itu dalam dua/tiga kalimat.
Sebisa mungkin gunakanlah kalimat pernyataan yang sederhana. Usahakan tak lebih dari 20 kata. Gunakan kata-kata sederhana, bukan yang berkabut.